Monday, April 10, 2017

Memandang Angin (Puisi)


Hai semuanya! Saya cuma mau mengepos sedikit goresan goresan pena saya. Maafkan kalau jelek. Selamat membaca!

Memandang Angin
Metamorfosa



Semburat alunan nada
Tiada jelas, bertepi buram
Merekah ruah menjeling ria
Mengalir hingga ujung samudera

        Tarian jemari mungil
        Lincah rancak berdenting rapi
        Larut di dalam lembaran bunga abadi
        Mengundang lelapnya mimpi

Daun-daun menyanyi
Rumput-rumput tertawa
Namun hati ini tetap sunyi
Menusuk pelan namun pasti

        Setidaknya aku masih disini
        Memandang angin yang berhempas
        Siapa tahu hari esok akan tersenyum kepadaku
        Walaupun entah kapan

Tidak bisa dipungkiri lagi
Kebekuan hatiku semakin membara
Tetapi aku yakin itu semu
Karena simfoni sendu pasti berlalu




Genosida
Metamorfosa
Menelisik lebih dalam
Horizon yang penuh nuansa merah
Aroma darah merekah
Jerit dan tangis biasa sudah

            Ini bukanlah kisah klise yang klasik
            Seperti metronom yang terus berdetik
            Siapapun tentu tak bisa berbalik
            Di dalam kekalutan yang pelik

Tak ada nurani hati
Untuk emosi dan afeksi
Nyawa hanyalah mainan keji
Agar mereka berpuas diri

            Beringas mereka binal
            Dasar nista tingkahmu brutal
            Merobek kulit tanpa sesal
            Kemelut ini sungguh tak ayal

Cegah Anak Kecanduan Gadget dengan Lolipop

Gejala kecanduan gadget menurut Wardhani, 2018: 1. Memegang dan bermain gadget lebih dari 5 kali dalam sehari 2. Merasa bingung, resah, da...